Kupang– Kantor media berita Tempo kembali menerima teror. Kali ini teror berupa paket berisikan kepala babi tanpa telinga. Paket tanpa identitas pengirim ditujukan kepada Cica. Di Tempo, Cica merupakan nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.
Dalam rilisnya yang diterima KatongNTT, Tempo menjelaskan paket berisi kepala babi tanpa telinga diterima satuan pengamanan kantor Tempo pada Rabu, 19 Maret 2025 jam 16.15 WIB.
Cica yang baru kembali dari liputan bersama wartawan Hussein Abri Yusuf Muda Dongran mendapat informasi ada paket untuknya keesokan harinya jam 15.00 WIB.
Baca juga: Dewan Pers Sebut KUHP Kriminalisasi Pers, Ancam Hidup Berdemokrasi
Cica membawa paket dalam bentuk kotak kardus ke dalam kantor. Hussein lalu membuka kardus itu dan mencium bau busuk. Saat styrofoam pembungkus paket terbuka, Hussein melihat isinya kepala babi. Ia dan Cica serta beberapa wartawan membawa kardus ke luar gedung.
Setelah kotak kardus dibuka seluruhnya, tampak kepala babi dengan kedua telinganya terpotong.
Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan kiriman paket berisi kepala babi tersebut sebagai teror terhadap kebebasan pers.
“Kami sedang menyiapkan langkah-langkah selanjutnya sebagai respons atas kejadian ini,” kata Setri.
Berbagai dukungan dari masyarakat sipil terhadap Tempo disampaikan secara tertulis bertajuk “Keselamatan Jurnalis dan Pengecut Kepala Babi.”
Baca juga: Dewan Pers dan Polri Sepakat Tolak Kriminalisasi Karya Jurnalistik
Dalam pernyataan dukungan itu menyebutkan, teror terhadap Tempo terjadi sehari sebelum pengesahan Rancangan Undang-Undang TNI. Ini bukan teror pertama yang diterima Tempo, utamanya kepada siniar “Bocor Alus”. Ini teror kedua kalinya. Pada 6 Agustus 2024, mobil Hussein Abri dirusak orang tak dikenal. Mengesankan aksi kriminal, tapi sesungguhnya teror dan intimidasi.
“Kita tahu tujuan intimidasi dan teror adalah menebar rasa takut. Sasarannya diperingatkan agar tidak meneruskan apa yang sednag ia kerjakan. Sejak perusakan kendaraan pribadi hingga kepala babi, kita bisa melihat ada peningkatan bentuk intimidasi,” ujar pernyataan dukungan masyarakat sipil tersebut.
Baca juga: Riset AJI-PR2Media Temukan 82,6 Persen Jurnalis Perempuan Alami Kekerasan Seksual
“Atas ancaman dan teror busuk ini, kami tidak merasa perlu untuk menuntut pihak keamanan mencari tahu siapa pelakunya, apa motifnya. Kami sulit percaya bahwa aparat keamanan berkehendak untuk berpihak pada rakyat. Hari ini, saat Tempo dikirimi kepala babi, RUU TNI disahkan, dan pengkhianatan polisi pada rakyat sudah berbabak-babak. Apa masih perlu kami meminta mereka untuk menuntaskan teror busuk atas Tempo?” [*}