26 March 2023
Cegah Virus ASF, Ahli Usul Peternak Babi Dukung Biosekuriti Diberi Insentif
Agribisnis

Cegah Virus ASF, Ahli Usul Peternak Babi Dukung Biosekuriti Diberi Insentif

Jan 30, 2023

Kupang – Kewaspadaan terhadap virus demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) harus terus ditingkatkan. Bagi peternak atau pemelihara babi yang mati dan tidak membuang sembarangan agar perlu diberi subsidi atau insentif. Hal itu merupakan salah satu upaya mencegah penyebaran wabah yang mematikan tersebut.

Ahli virologi dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang Andrijanto H Angi mengatakan peningkatan kebersihan (biosekuriti) kandang dan pengawasan lalu lintas perdagangan babi yang ketat sangat diperlukan. Hal itu bisa mencegah penyebaran virus ASF sehingga kematian babi bisa ditekan.

Upaya jangka pendek, kata Andrijanto, sangat diperlukan melokalisir penyebaran virus dari babi yang telah mati (bangkai) dan diduga kuat akibat virus ASF. Langkah tersebut diperlukan karena babi yang mati masih bisa menjadi media penyebaran virus. Meskipun, virus ASF tersebut tidak berbahaya terhadap manusia.

Baca juga: Peternak Merugi, Harga Jual Babi Turun 50 Persen Akibat Virus ASF

“Tidak sedikit babi yang mati tersebut dibuang begitu saja di tempat terbuka, atau juga yang masih menjualnya kepada pengumpul untuk dijual secara eceran,” kata Andrijanto kepada KatongNTT.com, Senin, 30 Januari 2023.

Untuk itu, tegasnya, bagi peternak yang tidak sembarangan membuang atau tidak menjual lagi babi yang sudah mati dan menguburkannya perlu diberi insentif atau subsidi. Menguburkan babi yang mati akibat virus ASF itu merupakan pencegahan yang sangat bagus.

“Ada peternak yang membuang sembarangan karena kecewa kehilangan babi rata-rata Rp 5-7 juta per ekor. Jadi kalau ada pengumpul yang datang hanya membayar Rp 2 juta saja maka babi tersebut tidak dikubur,” ujar doktor jebolan IPB ini.

Jadi, lanjut Andrijanto, insentif yang diberikan sebagai penghargaan atas peternak yang dengan sukarela menguburkan bangkai babi. Upaya tersebut diharapkan mencegah penyebaran virus ASF.

Baca juga: Begini Cara Menghitung Kerugian Akibat Virus AFS Tewaskan Ratusan Babi di NTT

Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Kabupaten Sumba Timur Yohanis A. Praing mengambil langkah preventif. Dia menghentikan sementara lalu lintas ternak babi dari luar Sumba Timur.

“Kami meminta warga untuk tidak membeli ternak babi, daging babi dan produk olahannya dari wilayah yang belum diketahui status kesehatan ternak dan produk olahannya,” ujar Yohanis pekan lalu.

Dia juga meminta masyarakat proaktif memberikan informasi kepada petugas jika ternak babi mereka sakit. Petugas Dinas Peternakan sudah diminta siaga untuk memeriksa sekaligus bisa mengambil sampel darah babi setelah mendapatkan laporan dari masyarakat. [K-02]

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *