26 March 2023
Begini Cara Menghitung Kerugian Akibat Virus AFS Tewaskan Ratusan Babi di NTT
Agribisnis

Begini Cara Menghitung Kerugian Akibat Virus AFS Tewaskan Ratusan Babi di NTT

Jan 30, 2023

Kupang – Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi NTT menjelaskan  perhitungan besaran kerugian terhadap jumlah kematian babi akibat virus African Swine Fever (ASF).

Kepala Bidang Agribisnis, Edi Juma, menjelaskan untuk menemukan jumlah kerugian maka dilihat dari harga per kilogram kali total berat hidup per ekor babi lalu dikalikan jumlah kematian.

“Kalau bicara ekonomis berarti total kilogram babi hidup dikali jumlah kematian. Misalnya ada babi potong yang mati itu beratnya berapa, kali per kilogram harganya berapa, itu bisa kita dapat berapa besaran kita kehilangan uangnya,” kata Edi pada Jumat, 27 Januari 2023.

Baca juga : Peternak Merugi, Harga Jual Babi Turun 50 Persen Akibat Virus ASF

Estimasi harga berat hidup per ekor babi sendiri saat ini rata-rata sebesar Rp 60 ribu di Kota Kupang. Sedangkan di Kabupaten Kupang sebesar Rp 70 ribu. Sementara untuk ternak babi betina pun mempunyai cara perhitungannya yang berbeda lagi untuk harga satuan atau kilogramnya.

Lalu untuk mendapatkan berat karkas atau ternak yang telah disembelih pun mempunyai perhitungan tersendiri yaitu 75 persen dari berat hidup adalah berat karkas.

Ia memisalkan, berat babi hidup 100 kilogram maka diambil atau 70 sampai 75 persen dari total berat ternak tersebut atau di luar jeroan, kaki dan kepala. Harga berat karkas per kilogramnya yaitu Rp 100 ribu untuk wilayah Kota Kupang.

“Dari jumlah itu baru bisa jumlahkan dengan berapa kematian yang terjadi,” sebutnya.

Kepala Disnak NTT, Yohanna Lisapally, membenarkan ASF berdampak pada ekonomi masyarakat tetapi tahun ini tidak sesignifikan peristiwa sebelumnya. Pemerintah NTT sendiri juga ikut terdampak ASF dari ternak babi milik pemerintah.

Baca juga: Virus ASF Serang Ternak Babi di Timor dan Flores, Peternak Diimbau Waspada

“Kita akan terus jaga biosecurity karena virus ini belum hilang dan belum ada vaksinnya,” sebut Yohanna lagi.

Menurutnya, tren Kematian babi di NTT juga menurun beberapa hari terakhir ini. Jumlah kasus kematian tahun ini pun lebih kecil dari tahun sebelumnya yang bisa mencapai ratusan ribu ekor.

“Kali ini hanya 200-an ekor, 1000 ekor pun tidak sampai,” sebut Yohanna.

Besaran kerugian dari jumlah kematian ini, kata dia,  tidak sampai pada tahun-tahun awal virus ini ada di NTT. Pada kejadian di tahun sebelumnya bisa mencapai ratusan ribu ekor yang terserang ASF atau setara miliaran rupiah. Ia tidak menyebut jumlah pastinya.

Yohanna meminta masyarakat untuk tidak panik dan pemerintah akan melakukan edukasi di kabupaten juga mengirimkan disinfektan. Ia juga menilai peternak telah bisa mengantisipasi karena memiliki pengalaman dari kejadian ASF sebelumnya.

Berdasarkan data Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak per 27 Januari 2023, total kematian babi di NTT diserang virus ASF sebanyak 256 ekor.  Kabupaten Kupang terbanyak mengalami kematian yakni 75 babi. Menyusul Sikka sebanyak 42 babi, Ende 41 babi, Kota Kupang 39 babi, Flores Timur 33 babi, Sumba Barat Daya  22 babi, dan Timor Tengah Utara 3 ekor babi.  (Putra Bali Mula)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *