Kupang – Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Ayodhia Kalake, masih akan memeriksa atau mengklarifikasi lagi soal pembangunan smelter mangan di PT Kawasan Industri Bolok (KIB).
Ia juga mengaku belum sepenuhnya menerima permintaan pembangunan smelter mangan baik dari investor Australia dan China.
Smelter sendiri adalah fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral yang rencananya akan diinvestasikan oleh perusahaan Australia – China di PT KIB.
Baca juga : Proyek PLTS Sumba Terbesar di Dunia Masih Kekurangan Konsorsium Besar
“Bolok ya, nanti kita klarifikasi lagi karena memang permintaan itu belum sepenuhnya masuk ke kami,” jawabnya singkat usai rapat dengan DPRD NTT, Jumat 6 Oktober 2023.
Tidak saja soal mangan, ia pun tak berkomentar banyak terkait potensi garam NTT setelah kunjungannya ke tambak garam di Kabupaten Kupang.
“Nanti ada beberapa hal karena harus dikumpulkan dulu semuanya,” tukas Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia sejak 2022 ini.
Baca juga : Walhi NTT Soroti Gagalnya Moratorium Izin Tambang
Sebelumnya Kadin NTT melakukan jumpa pers hasil pertemuan investor Australia-China dengan Pemprov NTT terkait smelter ini. Pertemuan itu berlangsung 7 September 2023, tepat dengan kedatangan Ayodhia di Kota Kupang sebagai penjabat gubernur.
Kepala Indonesia Investment Promotion Center atau Perwakilan Kementerian Investasi di Sydney Australia, Haryo Sadewo, menyebut cadangan mangan di Pulau Timor memang masih harus dipastikan dulu.
Baca juga : Ahli Geologi: Kenali Penyebab Longsor di Takari, Mitigasi Belum Ada
“Karena kebutuhan mereka cukup besar. Rencananya pada optimum scale dibutuhkan sekitar 1 juta ton per tahun,” kata dia saat itu.
Investor China dan Australia ini difasilitasi oleh BKPM dari Kementerian Investasi. Para investor ini juga telah melihat beberapa lokasi tambang mangan.
Perusahaan pemegang IUP untuk mangan juga sudah ditemui. Kemudian akan didatangkan geologis dari Australia dan China untuk meneliti terkait cadangan mangan di Pulau Timor.
Baca juga : Pasca Longsor di Takari, KMP Pulau Sabu Distribusi Logistik di Pulau Timor
Ayodhia sendiri telah mengunjungi PT KIB, 22 September 2023 dan bertemu Direktur Utama PT KIB Gabriel Kenan Budi. Berdasarkan rilis yang dibuat Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT, Ayodhia membahas berbagai peluang investasi.
Menurutnya segala jenis investasi intinya membutuhkan kejelasan status lahan, sumber energi, sumber air, akses masuk dan akses keluar produk dari industri sehingga ada interkoneksi yang mendukung berkembangnya kawasan industri tersebut.
Baca juga: NTT Dalam Masa Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan
Total luas lahan PT KIB sendiri 900 Ha yang dibagi menjadi 4 hamparan. Hamparan I seluas 203 Ha telah bersertifikat Hak Pengelolaan Lahan yang diterbitkan oleh BPN Provinsi NTT dan Hamparan II, III dan IV dalam proses untuk sertifikatnya.
Penggunaan lahannya juga dalam beberapa zona yaitu industri, logistik dan pergudangan, fasilitas pelayanan kawasan, fasilitas komersial, perumahan, ruang terbuka hijau, jaringan jalan dan utilitas. ****




