• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Minggu, Oktober 19, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Pekerja Migran & Perdagangan Orang

Cuma 6 PMI Resmi dari Ratusan Yang Meninggal di Luar Negeri

Tim Redaksi by Tim Redaksi
2 tahun ago
in Pekerja Migran & Perdagangan Orang
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Mobil jenazah saat menjemput mayat PMI asal NTT di Bandara El Tari Kupang. (Putra Bali Mula - KatongNTT)

Mobil jenazah saat menjemput mayat PMI asal NTT di Bandara El Tari Kupang. (Putra Bali Mula - KatongNTT)

0
SHARES
97
VIEWS

Kupang – Sebanyak 512 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meninggal di luar negeri. Namun dari jumlah itu hanya 6 orang saja yang diketahui berangkat secara resmi.

Total kasus PMI asal NTT yang meninggal dari 2019 sampai dengan 2023 mencapai 512 kasus. Kasus tertinggi adalah pekerja migran asal Kabupaten Malaka dengan 94 kasus, asal Ende 73 kasus, Flores Timur 63 kasus dan Timor Tengah Selatan dengan 59 kasus.

BacaJuga

Gubernur NTT Melki Laka Lena membacakan Deklarasi Bersama Pencegahan dan Pemberantasan Penempatan PMI Ilegal dan TPPO di aula kantor Gubernur NTT, Rabu, 06 Agustus 2025. (Riandi Kore/KatongNTT)

Cegah TPPO di NTT: Deklarasi Bersama, Migrant Centre, dan Desa Migran Emas

8 Agustus 2025
Ilustrasi kapal nelayan rusak diterpa badai. (Dok. KatongNTT.com)

Memberangus Penyelundupan Manusia : Sindikat Manfaatkan Celah dan Perluas Area Operasi

6 September 2025

Baca juga : Polda NTT Minta Keluarga PMI Non Prosedural Tidak Tutup Mulut

“Itu yang ilegal 506 orang dan 6 orang saja yang legal,” papar Kepala Dinas Koperasi, Ketenagakerjaan, Transmigrasi Provinsi NTT, Sylvia Peku Djawang, Selasa 8 Agustus 2023.

Sylvia menyampaikan ini dalam diskusi publik dari Kementerian P3A, Padma Indonesia dan media KatongNTT di Hotel Neo Kupang.

“Paling banyak karena overstay, kelamaan tinggal, karena berangkat ilegal. Paling banyak pekerja kebun sawit dan pekerja rumah tangga,” lanjut Sylvia.

Ia mengaku data tersebut berasal dari BP3MI NTT dan selama Januari hingga Juli 2023 sudah ada 79 kasus. Seluruh 79 kasus PMI yang meninggal di luar negeri ini adalah non prosedural atau berangkat secara tidak resmi.

Baca juga : Pengakuan PMI Non Prosedural Dalam Diskusi TPPO di Kupang

Menurut dia pihaknya telah memberitahukan ke desa-desa daftar perusahaan yang resmi untuk keluar negeri.

Dengan begitu masyarakat desa yang dibujuk bisa mengantisipasi lebih awal adanya perekrutan yang tidak resmi.

“Di setiap dinas ketenagakerjaan di daerah punya daftar itu. Itu harus dikasih ke desa-desa karena kadang ada calo-calo mengaku dari perusahaan tapi belum tentu resmi,” kata dia.

Baca juga : 4 Jenazah PMI NTT Meninggal di Malaysia, Sakit Jadi Penyebab Kematian

Pemerintah sendiri juga melatih masyarakat untuk meningkatkan kompetensi agar lebih berdaya sebagai wirausahawan atau bekerja ke berbagai tempat.

Namun peserta yang sudah berdaya dari yang dilatih presentasinya masih belum signifikan. Sylvia mengikuti hal ini perlu diperbaiki lagi.

Baca juga : Perekrut Pekerja Ilegal di NTT Bongkar Keterlibatan Perusahaan Sawit Kalteng

Sedangkan total peserta magang yang diakomodir pemerintah selama 2019 hingga 2022 sebanyak 740 orang. Namun yang terserap ke dunia kerja hanya 470 orang.

“Pelatihan dan pemagangan namun serapannya masih kurang maksimal,” sebut dia. ****

Tags: #korbanpekerjamigran#PekerjamigranNTTmeninggal#pminonprosedural#PMINTTMeninggal
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Gubernur NTT Melki Laka Lena membacakan Deklarasi Bersama Pencegahan dan Pemberantasan Penempatan PMI Ilegal dan TPPO di aula kantor Gubernur NTT, Rabu, 06 Agustus 2025. (Riandi Kore/KatongNTT)

Cegah TPPO di NTT: Deklarasi Bersama, Migrant Centre, dan Desa Migran Emas

by Rita Hasugian
8 Agustus 2025
0

Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena menegaskan bahwa persoalan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal dan Tindak...

Ilustrasi kapal nelayan rusak diterpa badai. (Dok. KatongNTT.com)

Memberangus Penyelundupan Manusia : Sindikat Manfaatkan Celah dan Perluas Area Operasi

by Rita Hasugian
6 September 2025
0

Pengantar: Kejahatan penyelundupan manusia (people smuggling) di Provinsi Nusa Tenggara Timur teridentifikasi marak sejak tahun 2000-an. Kejahatan ini telah melibatkan...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati