
Dua Kali Frans Seda Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Suara Masyarakat Menentukan
Kupang – Nama Franciscus Xaverius Seda atau disapa Frans Seda kembali diusulkan menjadi pahlawan nasional. Usulan ini didasari pada jasa dan idenya terhadap negara selama kepemimpinan 5 presiden Indonesia.
Pengusulan ulang ini dilakukan setelah tahun 2012 tokoh nasional yang lahir di Maumere, 4 Oktober 1926 ini tidak masuk dalam daftar pahlawan nasional. Namun usulan ditolak. Penyebabnya berkas administratif dan verifikasi tidak lengkap.
Namun kali ini tidak saja soal administratif yang perlu diperhatikan. Suara dan dukungan masyarakat juga menjadi penentu. Dukungan yang dibutuhkan dari masyarakat adalah menggaungkan lagi jasa besar ahli ekonomi asal Sikka ini, baik dalam sejarah maupun bagi masa depan republik ini.
Nama Frans Seda pernah gemilang saat menjabat Menteri Keuangan Indonesia periode 1966-1968. Dia mampu menekan hiperinflasi yang sudah berlangsung semasa Orde Lama hingga turun drastis di Orde Baru.
Baca juga: Frans Seda Pahlawan Nasional Penjembatan Budaya, Politik, dan Agama
Philips Gobang selaku Ketua Panitia Pengusul Penganugrahan Gelar Pahlawan Nasional Fransiskus Xaverius Seda menyampaikan ini, Selasa 21 Februari 2023.
Philips menyebut administrasi memang harus dipenuhi sesuai permintaan Kementerian Sosial. Urusan administratif ini seperti naskah akademik, dokumen, juga berkas lainnya yang telah disusun. Namun begitu, pendekatan politik juga sangat penting yaitu dukungan masyarakat atau publik NTT.
“Itu juga penting karena mencerminkan kebutuhan masyarakat yang menginginkan Frans Seda menjadi pahlawan nasional,” tegas Philip.
Ia juga telah menjelaskan ini kepada Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) saat pertemuan di Kantor Gubernur NTT.
Frans Seda disebutnya sebagai sosok dari Timur Indonesia yang pantas diteladani dan menginspirasi yang harusnya tak henti digaungkan oleh masyarakat NTT.
“Tidak hanya proses administrasi. Itu hanya bagian dari syarat untuk mengusulkan seseorang mendapatkan gelar pahlawan. Lebih dari itu adalah dukungan publik melalui berbagai pernyataan,” katanya.
Hal ini akan sangat mempengaruhi Dewan Gelar di Jakarta untuk memperhatikan penetapan gelar ini karena dorongan kuat masyarakat.
Media massa pun perlu menjadi pendukung sebagai cerminan dari keinginan publik itu sendiri akan gelar ini. Menurutnya, NTT mempunyai Frans Seda yang sudah sepantasnya dikenang oleh dunia dan dihargai jasanya oleh negara lewat gelar ini.
“Ini sebagai teladan bagi generasi sekarang dan akan datang. Frans Seda sudah membuktikan dirinya. Gelar pahlawan ini, Pak Frans Seda sebagai pribadi mungkin dia tidak memerlukan itu. Tapi kita memerlukannya untuk masa depan generasi kita,” ujar Philip.
Presiden Joko Widodo pun perlu melihat keinginan masyarakat soal gelar pahlawan untuk Frans Seda. Masyarakat perlu menunjukkan kesungguhan akan itu. Yaitu dengan menghargai sejarah dan jasa tokoh nasional ini.
“Supaya semangat juang yang dilakukannya tumbuh pada anak-anak muda sekarang karena itu kita perlukan ini. Administrasi hanya bagian kecil tapi keterlibatan dan keinginan publik sendiri adalah pengaruh besarnya,” ulangnya.
Ia menyebut gelar pahlawan ini bila didapatkan, maka akan menjadi penghubung sejarah dari generasi Frans Seda dengan anak-anak muda NTT saat ini. Ia yakin anak muda NTT bisa bersinar sebagaimana Frans Seda dulu yang melalui masa krisis dalam pemerintahan dengan keputusan besar bagi kemaslahatan masyarakat banyak.
Baca juga: Frans Seda Layak Dianugerahi Pahlawan Nasional
“Maka kita tempatkan beliau sebagai pahlawan, tempatnya pantas di sana, dan masanya sudah berlalu, beliau juga sudah berpulang. Maka itu diperlukan sosoknya sebagai contoh untuk hadirkan anak NTT yang luar biasa ke depan,” ucap Philip.
Masyarakat NTT sendiri dalam konteks ini perlu meminta kepada negara sekaligus menunjukkan bahwa NTT mempunyai kontribusi besar dalam pembangunan negara. Kontribusi itu salah satunya lewat jasa, ide dan kerja Frans Seda semasa memperbaiki stabilitas ekonomi Indonesia dalam krisis besar.
“Negara mesti memberikan pengakuan itu melalui penetapan sebagai pahlawan. Negara harus mengakui kontribusi yang dipersembahkan oleh Frans Seda yang mewakili NTT untuk Indonesia,” tambah dia.
Menurutnya, lebih banyak literasi lagi agar generasi milenial di NTT dapat mengenal, mengagumi dan bangga dengan tokoh ini.
Pihaknya juga telah merencanakan setelah penetapan gelar pahlawan Frans Seda akan dilakukan edukasi bagi pelajar di NTT.
“Kita pakai model pembelajaran agar anak-anak kenal tokoh-tokoh besar dari daerah mereka sendiri alih-alih kita hanya belajar pahlawan dari Jawa atau Sumatra saja. Kita punya tokoh lokal yang juga muncul sebagai tokoh internasional. Contohnya, Frans Seda ini,” jelasnya.
Tujuan utamanya bukan saja penetapan gelar pahlawan bagi Frans Seda melainkan setelahnya. Nama Frans Seda diharapkan dapat melahirkan generasi yang mempunyai semangat berpikir, belajar, memiliki gagasan yang lebih besar lagi dari tokoh ekonomi Indonesia itu.
Pengusulan Frans Seda sebagai pahlawan nasional pada 2012 lalu, jelas dia, memang seperti mengejar tenggat waktu yang cepat saat itu.
“Maka hal-hal administrasi yang diminta tidak lengkap seperti bukti-bukti, data, tidak lengkap dengan pendukungnya. Sebagai sumber akademik maka sangat perlu data pendukung,” katanya.
Data pendukung ini seperti buku, literatur, hasil penelitian atau wawancara dengan sumber primer yang mana saat itu belum lengkap.
“Kami periksa dokumennya dan tahu ada yang memang belum diajukan maka sekarang ini kami lengkapi dan kami masukkan semua data. Kami tulis ulang dengan format naskah akademik,” papar Philip kembali.
Baca juga: Pupuk Jiwa Pahlawan Anak NTT Lewat Dongeng
Selain itu pada pengusulan pertama dukungan masyarakat tidak masif dan gaungnya saat itu tidak begitu besar juga.
“Masyarakat tidak banyak yang tahu walaupun sudah dilakukan berbagai seminar. Informasinya saat itu memang tidak meluas,” ceritanya.
Kali ini hal-hal tersebut dilakukan bersamaan atau secara paralel yaitu pemenuhan administrasi juga konsolidasi dukungan masyarakat.
“Melalui pernyataan dukungan dari masyarakat termasuk mahasiswa untuk memberi warna masyarakat NTT yang mendukung proses ini. Sehingga pengambilan keputusan di Jakarta memperhitungkan ini,” kata dia.
Philip optimistik seluruh kelengkapan administrasi dari daerah selesai sebelum 31 Maret nantinya untuk diusulkan ke pemerintah pusat.
“Kami juga melakukan pendekatan dengan pihak di Jakarta untuk mengawal dan menginformasikan ini hingga kepada para pengambil keputusan,” ungkap dia.
Setelah dokumen ini masuk pada Maret ini, tim ahli di pusat atau TP2GP akan memeriksa dan memverifikasi seluruh dokumen ini.
“Dokumen itu diperiksa dengan hati-hati karena sekali seseorang ditetapkan menjadi pahlawan maka dokumennya akan berlaku abadi, tidak bisa dikoreksi,” jelasnya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Yosef Rasi, saat diwawancarai di kesempatan yang sama itu optimistik pemberkasan ke pusat akan selesai sebelum akhir Maret 2023. Tim dari daerah akan menyelesaikan seluruh proses administrasi yang perlu dilengkapi ke Kementerian Sosial.
Masyarakat dan berbagai komponen seperti organisasi sosial dan masyarakat juga akan memberikan dukungan penuh agar Frans Seda dapat menjadi pahlawan nasional.
“Kita akan percepat agar pada hari pahlawan 10 November 2023 beliau menjadi salah satu dari sekian pahlawan nasional yang akan ditetapkan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo,” kata dia.
Prosedurnya paling lambat 31 Maret perlu melengkapi seluruh dokumen dan ketentuan pengajuan.
“Dalam sebulan ini harus selesai supaya paling lambat 27 Maret ini sudah bisa diusulkan ke Jakarta,” ujar Yosef.
Sehingga pada April nanti tim pusat sudah melakukan penelitian dan pengkajian terhadap seluruh rangkaian administrasi dan proses yang harus dilengkapi.
“Tidak kurang, kita hanya melengkapi dokumen lama dan hal-hal yang diperlukan ke Kementerian Sosial,” lanjut Yosef.
Yosef menjelaskan, TP2GD sudah membahas persiapan pengusulan Frans Seda sebagai calon pahlawan nasional dalam rapat Selasa, 21 Februari 2023.
“Semua TP2GD juga hadir mengikuti pemaparan pengusul yaitu dari panitia mengenai peranan sosok ini dalam kemajuan bangsa selama ini,” jelasnya. (Putra Bali Mula)