• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Minggu, Oktober 19, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Pilihan Editor

Kematian Desy Jadi Kekerasan Terfatal pada Transpuan di Kupang

Tim Redaksi by Tim Redaksi
2 tahun ago
in Pilihan Editor, Sorotan
Reading Time: 3 mins read
A A
0
0
SHARES
1.5k
VIEWS

Kupang – Jam menunjukkan angka 9.46 WITA pada 23 Desember 2023 saat Zamantha Karen menerima telepon dari aparat kepolisian. Sebuah foto seseorang terkapar dan bersimbah darah dikirimkan ke dirinya.

“Itu beta punya teman, Desy. Beta yakin itu Desy. Karena beta lihat dari ciri-cirinya, pakaian yang dia pakai. Itu Dessy,” ujar Karen, Ketua Divisi Transpuan Independen Man of Flobamora (IMoF) NTT menjawab si penelepon.

BacaJuga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

18 Agustus 2025
Marselianus, ayah dari siswa SMPN 8 Kota Kupang yang dirawat di UGD SK Lerik.

Keracunan Massal di SMPN 8 Kota Kupang: Sayur Basi, Rendang Berjamur

28 Juli 2025

Desy Aurelia, atau Oktovianus Tafuli, adalah transpuan yang ditemukan babak belur pada 23 Desember 2023 lalu di emperan toko dekat SMAN 7 Kupang, NTT.

TKP Penganiayaan pada Desy, transpuan di Kupang pada sabtu, 23 Desember 2023 dini Hari, di emperan toko di Maulafa (Ruth Botha - KatongNTT)
TKP Penganiayaan pada Desy, transpuan di Kupang pada Sabtu, 23 Desember 2023 dini hari, di emperan toko di Maulafa (Ruth Botha – KatongNTT)

Zamantha bergegas ke RS Leona Kupang di mana Desy dibawa untuk mendapat pertolongan.

“Saya orang pertama yang sampai di RS. Saya lihat di dua matanya itu sudah membiru dan cukup bengkak. Darahnya keluar dari mulutnya, telinganya. Dan kata dokter dari dia datang darah tidak berhenti mengalir. Kepalanya juga sudah bengkak, dan tidak simetris,” jelas Karen saat ditemui dikediamannya pada Kamis, 28/12/2023.

Baca Juga: Transpuan Meninggal, Polisi Tahan Siswa SMA dan Anak DPRD

Karen mengatakan, dokter pun sudah mengklaim Desy tak bisa bertahan lebih lama. Pendarahan yang dialami Desy dengan banyaknya luka yang dialaminya menghantarkan Desy dalam kondisi kritis.

Selang beberapa waktu kemudian, Desy dinyatakan meninggal oleh pihak Rumah Sakit Leona.

Desy disemayamkan semalam di rumah singgah komunitas IMoF di BTN Kolhua.

Keesokan harinya pada 24 Desember saat orang lain bersiap merayakan malam Nlatal, Desy dipulangkan ke kampung halamannya di Ayotupas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Desy pulang kampung dengan tinggal nama. Nyawanya hilang di tangan sekelompok anak di bawah umur dengan motif tidak jelas.

Oleh Karena Transpuan

Atas kejadian yang menimpa transpuan ini, penyidik Polresta Kupang Kota telah menetapkan tiga orang tersangka berdasarkan hasil olah TKP, dari keterangan saksi, dan bukti-bukti yang telah dikumpulkan.

Ketiga tersangka ini adalah RVK, 20 tahun dan merupakan mahasiswa teologi di Salatiga yang pulang liburan. Lalu BEK berusia 16 tahun yang adalah adik kandung RVK. Keduanya merupakan anak anggota DPRD Kota Kupang dari Partai Demokrat.

BEK juga berteman dengan MAPBO dan keduanya adalah siswa SMAN 7 Kupang. Satu tersangka lainnya ialah AM yang kini jadi buronan polisi.

Baca Juga: Kronologi dan Motif Pelaku Aniaya Transpuan Hingga Tewas

Peristiwa tragis ini bermula saat Desy baru saja pulang dari meluruskan rambut pelanggan setianya di Sikumana. Menurut pelanggannya ini, Desy pamit pulang sekitar jam 02.00 WITA.

Dia pulang dengan seorang ojek.

Kasat Reskrim Polresta Kupang Kota, AKP Yohanes Suhardi mengatakan, kasus ini bermula saat terjadi cekcok antar korban dan tukang ojek di TKP. Pada saat itu para tersangka kebetulan berada di TKP dan sedang duduk minum minuman keras. Jarak Desy dengan para tersangka sekitar 20 meter.

“Mereka mendengar suara teriakan perempuan. Para tersangka mendekati, ternyata bukan perempuan, melainkan seorang transpuan. Dan karena korban pada saat itu membuat keonaran, sehingga para tersangka melakukan penganiayaan terhadap korban,” jelas Yohanes dalam tribratanewskupangkota.

Peristiwa ini diperkirakan terjadi jam tiga atau empat subuh. Baru di sekitar jam enam pagi, warga membawa korban ke RS.

“Yang mereka (pelaku) sampaikan, mereka pukul, dan terakhir mereka ambil bambu besar, dan mereka pukul di daerah kepala, dan akhirnya ka Desi ini terkapar di situ. Dan katanya barang ka Desi (uang dan telepon seluler) diambil dan dibakar, sangat tidak masuk akal,” ujar Karen.

Baca Juga: Kisah Mak Ne, Transpuan Rote Bertarung Bebaskan Lembata dari HIV AIDS

Menurut Karen, tindakan kekerasan pada transpuan di Kupang memang masih sering terjadi. Kejahatan ini dilakukan baiik secara fisik maupun verbal. Akan tetapi semua itu masih bisa mereka atasi.

Ini adalah kejadian pertama kali di mana teman-teman transpuan di Kupang dianiaya sampai merenggang nyawa.

“Dia (Desy) tidak dalam keadaan mabuk. Dia dari pulang cari hidup. Tapi dia pulang bukan bawa berkat, tapi dia pulang bawa malapetaka. Satu orang yang jadi pejuang dalam dia punya hidup, memberdayakan dia punya diri untuk tidak jadi benalu dalam dia punya keluarga,” tutur Karen menahan emosinya.

Zamantha Karen, ketua devisi transpuan IMoF NTT (Ruth Botha - KatongNTT)
Zamantha Karen, Ketua divisi transpuan IMoF NTT (Ruth Botha – KatongNTT)

Bahkan, ujarnya, Desy yang menjadi andalan keluarga telah berpulang hanya karena persoalan yang sangat tidak masuk akal.

“Dan karena dia adalah seorang transpuan, orang dengan segampang itu untuk ambil dia punya nyawa, itu yang saya sesalkan,” jelas Karen dengan tak mampu membendung air matanya lagi.

Baca Juga: Mulai 2024 Seluruh ASN Hingga Kades di Lembata Dites HIV-AIDS 

Ia menyatakan, tidak peduli pelaku ini anak siapa, ataukah dia anak di bawah umur, tetapi yang paling penting bagaimana mereka harus bertanggung jawab atas apa yang telah mereka perbuat.

“Besong (kalian) masih sangat kecil, tapi besong sudah jadi pelaku kejahatan. Siapapun kamu, yang pertama harus kamu lakukan adalah minta ampun ke Tuhan. Dan bagaimana kalian menjadi seorang laki-laki yang kalian katakan teman saya bencong. Saya pikir kalian laki-laki yang gentleman, jadi buktikan dengan bertanggung jawab atas setiap apa yang kamu lakukan,” tegas Karen. *****

Tags: #DesyAurelia#ImofNTT#Kekerasanpadatranspuan#Transpuan. #TranspuandiKupangMeninggaldianiaya#transpuandiKupang#TranspuandiNTT
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

by Difan Fandi
18 Agustus 2025
0

Desa Natarmage - Pagi itu, saya berangkat dari Desa Pruda menuju Natarmage, Kecamatan Waiblama, untuk mengikuti perayaan HUT RI ke-80...

Marselianus, ayah dari siswa SMPN 8 Kota Kupang yang dirawat di UGD SK Lerik.

Keracunan Massal di SMPN 8 Kota Kupang: Sayur Basi, Rendang Berjamur

by Rita Hasugian
28 Juli 2025
0

Kupang – Gionino, siswa kelas 7 SMP Negeri 8 Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengungkapkan, sajian makan bergizi gratis...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati