Kupang – Kementerian Pertanian (Kementan) membahas pemanfaatan 34.500 hektare lahan di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk pengembangan sorgum tahun 2023 ini.
Pembahasan ini memang berlangsung dalam lingkup Kementan dan masih perlu dilanjutkan untuk bisa dipenuhi luasannya.
Pemerintah NTT sendiri meminta dukungan dana untuk menyukseskan program nasional ini.
Baca juga : Mendorong Sumba Jadi Pulau Sorgum, Belalang Kembara Jadi Penghambat atau Hal Lain?
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Nixon Balukh, membenarkan ini, Selasa 16 Mei 2023.
Nixon menyebut NTT membutuhkan dukungan dana dikarenakan kekuatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi NTT masih terbatas.
Ia juga menyampaikan NTT telah merealisasikan 2000 hektare lahan sorgum yang berbasiskan kepada program pemerintah dan swadaya petani. 2000 hektare lahan sorgum ini dikembangkan di akhir 2022 sampai dengan 2023 ini.
Sementara Kementan telah menyinggung pengembangan 34.500 hektare lahan sorgum di NTT meskipun anggarannya perlu dibahas lebih detail.
Baca juga : Antisipasi Krisis Pangan, Jokowi Soroti Jagung dan Sorgum di NTT
“Tapi kita tahun ini sebenarnya secara nasional sudah bicarakan untuk 34.500 hektare cuman kita masih lihat dari dukungan anggaran,” ujar Nixon usai sosialisasi Sensus Pertanian 2023 di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT.
Sedangkan pembahasan yang telah pasti ialah pemanfaatan 3.500 hektare lahan di NTT. Lahan petani yang digunakan yaitu sekitar 0,5 sampai dengan 1 hektare. Berdasarkan perhitungan itu maka diperkirakan sekitar 3.500 petani yang dapat terlibat dalam pengembangan sorgum ini.
“Yang baru pasti dari nasional ke NTT itu kurang lebih 3.500 hektare. Ini yang kita masih siapkan CPCL (Calon Petani dan Calon Lokasi) untuk pengembangan ke beberapa kabupaten,” kata
Baca juga : Soal TJPS, Petani di Daratan Timor Disebut Belum Mandiri
Sedangkan off-taker yang sudah pasti adalah yang berada di daratan Sumba. Untuk itu Pemerintah NTT sedang membangun ekosistem lagi untuk melibatkan lebih banyak off-taker.
“Yang nanti siap membeli dan menyebar di NTT,” tambah dia.
Luas lahan paling besar yaitu di Sumba Timur yang juga menjadi daerah sorgum yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Sumba Timur sendiri bisa berpotensi memberikan lahan hingga 20 ribuan hektare. Setelahnya itu diikuti oleh daerah lain seperti Manggarai Timur, Nagekeo, Sabu dan Rote Ndao.
“Tapi ya itu tadi. Kita berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk bisa mendukung kita karena APBD kita kan memang terbatas,” kata dia.
Baca juga : Sektor Pertanian Bertumbuh, Petani NTT Masih Miskin
Pada Agustus lalu pemerintah pusat berencana membuat peta jalan atau roadmap terkait produksi dan hilirisasi sorgum hingga tahun 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, menyampaikan sasaran tanam sorgum pada tahun 2022 sebesar 15.000 hektare. Pengembangan sasaran tanam sorgum pada tahun 2024 hingga 154 ribu hektare mendatang.
“Bapak Presiden minta bahwa diprioritaskan untuk daerah Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Waingapu yang kemarin sudah dilihat oleh Bapak Presiden,” ungkapnya dilansir dari situs presidenri.go.id *****