6 June 2023
Mimo, Susu Kelor Produksi Warga Kota Kupang Jadi Asupan Mengatasi Stunting
Dekranasda Provinsi NTT

Mimo, Susu Kelor Produksi Warga Kota Kupang Jadi Asupan Mengatasi Stunting

Jan 25, 2023

Kupang – Mimo, susu kelor yang diproduksi warga di Kelurahan Nefonaek, Kota Kupang resmi menjadi asupan untuk mengatasi stunting.

Kelurahan Nefonaek dan Puskesmas Pasir Panjang menggunakan Mimo produksi UMKM di Kota Kupang untuk menekan stunting. Mimo untuk mengatasi stunting resmi diberlakukan pada 25 Januari 2023, bertepatan dengan Hari Gizi Nasional.

Peresmian itu digelar di Kantor Lurah Nefonaek oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT dan Pelaksana Harian Ketua Dekranasda NTT, Nazir Abdullah.

Baca juga: Bermodal Rp 50 Ribu, Citra Mengawali Bisnis Susu Kelor Perdana di Tanah Air

Pelaku UMKM yang memproduksi susu Mimo (Milk Moringa Indonesia), Nyi Raden Citra Masniary Bratawidjaja menyebut Mimo belum dikomersilkan. Mimo saat ini hanya digunakan sebagai produk asupan bagi anak-anak di Kelurahan Nefonaek.

Asupan tambahan Mimo akan dibagikan ke 23 anak di Kelurahan Nefonaek selama 3 bulan, dari Februari hingga April 2023. Harapannya, anak-anak akan mengalami perbaikan gizi.

Sebanyak 23 anak yang mendapatkan asupan Mimo terdiri dari 13 anak stunting dan 10 anak yang berpotensi stunting. Hal ini berdasarkan penimbangan berat tubuh 23 anak d posyandu.

Produk ini pun juga disebutnya telah teruji secara klinis sehingga dapat dikonsumsi oleh anak-anak selanjutnya.

Baca juga: Kemenkes Bakal Terapkan di NTT Strategi Sumedang Turunkan Angka Stunting

Nantinya tiap anak akan diberikan kemasan 500 gram susu Mimo dan 850 gram biskuit balita dari DPR RI. Susu dan biskuit wajib dihabiskan selama seminggu. Tim khusus yang dibentuk akan memeriksa anak-anak itu setiap minggunya.

“Harapan kita Mimo dapat terus dibagikan gratis untuk posyandu di NTT atau kalau bisa ke seluruh Indonesia. Dari NTT untuk Indonesia,” kata Citra saat ditemui di Kantor Lurah Nefonaek.

Mimo juga memiliki Vitamin D3 sekitar 59 persen dan kandungan gizi lainnya. Sehingga produk ini juga baik untuk orang dewasa yang kekurangan kalium.

Saat ini diproduksi 400 bungkus susu Mimo yang akan dibawa nantinya oleh anggota DPR, Julie Sutrisno Laiskodat, untuk dipresentasikan ke Komisi IX DPR RI. Tujuannya  menjadi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) nasional.

Baca juga: Ludi Gasong Sinergikan Riset dan Bisnis Jagung Bose Instan untuk Cegah Stunting di NTT

Produk Mimo yang diproduksi di Kelurahan Nefonaek  diluncurkan pada 6 Januari 2023 oleh lurah setempat. Produk ini mempunyai berbagai program ke depan yang dekat dengan anak-anak seperti membuat buku cerita anak dan animasi.

Saat ini terdapat 4 orang yang dipekerjakan untuk memproduksi susu kelor Mimo. Untuk kemasan susu dikerjakan oleh warga Kelurahan Nefonaek. Komunitas disabilitas juga akan dilibatkan untuk memproduksi Mimo. Mereka akan diberdayakan sebanyak-banyaknya mengikuti permintaan akan produk ini nantinya.

Susu sapi dengan bubuk kelor ini dibuat setelah bergabung di komunitas Hay Drink. Komunitas ini  diampu Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat bekerja sama dengan Dapur Kelor.

“Kelor ini mem-booster lagi kandungan gizi di susu sapi,” jelas Citra.

Lurah Nefonaek, Josephina Neltji Ungirwalu, menjelaskan, nilai gizi pada susu ini sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting pada anak yang tersebar di 4 posyandu. .

“Pemberian produk ini dimulai Februari hingga dengan April tahun ini. Jadi angka stunting kita bisa turun,” sebutnya.

Baca juga: Bermodal Awal Rp 20 Ribu, Klara Motivasi Perempuan NTT Berbisnis Pangan Lokal

Kepala Puskesmas Pasir Panjang dr Eka Muftiana Rahmawati berharap minimal dalam 3 bulan ini dapat dilihat progresnya. Terutama proses pencegahan terhadap 10 anak yang berpotensi stunting.

“Kita perlu memastikan bantuan ini dapat efektif dan bermanfaat,” tukasnya.

Ia menyebut secara keseluruhan terdapat 207 anak stunting di wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang. Pihaknya juga telah mendistribusikan alat ukur ke 19 posyandu menjelang bulan timbang di Februari nanti.

Proyeksi sasaran timbang Februari ini juga akan naik sebanyak 15 orang dari sekitar 2 ribu anak di Agustus lalu. Ia berharap semuanya dapat tertimbang karena sebelumnya partisipasi penimbangan belum tercapai.

“Harapan saya semua anak tertimbang,” kata dia. (Putra Bali Mula)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *