• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Selasa, Oktober 14, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Sorotan

Pengadaan Vaksin Rabies di NTT Masih Bukan Prioritas

Tim Redaksi by Tim Redaksi
2 tahun ago
in Sorotan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Rendah Vaksinasi Rabies di Flores – Lembata, Satu Balita di Sikka Tewas
0
SHARES
61
VIEWS

Kupang – Keterbatasan jumlah vaksin menjadi salah satu penyebab terulangnya kasus kematian warga di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat rabies.

Vaksinasi rabies sebagai upaya pencegahan belum menjadi prioritas oleh pemerintah daerah (pemda) terutama di wilayah Pulau Flores – Lembata sebagai Zona Karantina Rabies sejak 1997.

BacaJuga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

18 Agustus 2025
Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

23 Mei 2025

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT, Melky Angsar, menyampaikan ini, Senin 15 Mei 2023.

Baca juga : Pulau Flores dan Lembata Belum Bebas Rabies Sejak 1997, Ini Penyebabnya

Dalam tahun ini pun sudah terjadi 2 kasus kematian akibat rabies. Terakhir, seorang bocah berusia 4 tahun 11 bulan asal Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka tewas karena rabies pada 8 Mei lalu.

Namun menurutnya pemda belum melihat ini sebagai prioritas pencegahan dengan mencapai kekebalan kelompok lewat vaksinasi.

“Vaksin untuk anjing tidak pernah cukup karena masalah anggaran. Idealnya kalau 70 persen anjing sudah divaksin maka bisa terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok, seperti Covid kemarin kan,” jawab dia.

Baca juga : Rendah Vaksinasi Rabies di Flores – Lembata, Satu Balita di Sikka Tewas

Melky menilai vaksinasi anjing saat ini bukan menjadi prioritas tetapi ia berharap adanya penganggaran melalui APBD ataupun dana desa.

“Mau itu dari provinsi, pusat, kabupaten, itu semua sama karena tidak menjadi prioritas tapi ini menyangkut nyawa manusia,” tambahnya.

Dana untuk vaksin sendiri memang tidak cukup sehingga tidak pernah sebanding dengan populasi anjing di Pulau Flores – Lembata yang bisa lebih dari 350 ribu ekor. Sementara dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengirimkan 2.520 dosis vaksin hewan penular rabies (HPR) pasca kejadian kematian di Kabupaten Sikka.

Baca juga : Australia Bantu NTT Alat Canggih Mampu Mendeteksi 82 Virus Pada Ternak

“Tahun ini saja kita dapat dari APBN untuk vaksin. APBD tidak ada dan kalau kabupaten tidak anggarkan juga artinya kita memang susah, pasti akan ada kasus lagi, begitu terus,” jelas Melky.

Pemerintah memang meminta masyarakat untuk tidak melepas anjing sembarangan atau mengikatnya di rumah. Akan tetapi kebiasaan di masyarakat sendiri, jelas Melky, anjing sebagai hewan peliharaan yang bisa menjaga kebun, menjaga rumah dan berburu.

“Makanya harus tetap divaksin karena kalau sudah lepas begitu saja maka bisa kena virusnya kalau ketemu dengan anjing liar,” ujarnya.

Dalam kondisi keterbatasan vaksin dan kebiasaan seperti itu, lanjut dia, maka masyarakat diminta untuk sigap bila terkena gigitan atau anjing rabies menjilati luka di tubuh.

Baca juga : Cegah PMK, Gubernur NTT Larang Masuk Hewan Ternak dan Produk Turunannya

“Kalau digigit atau luka dijilat anjing itu maka harus segera cuci dengan air mengalir, dengan sabun atau disinfektan sampai habis. Itu sekitar 15 menit,” tambahnya.

Setelahnya perlu diperiksa di puskesmas karena vaksin untuk orang yang terinfeksi ada di fasilitas kesehatan.

“Jadi ada vaksin rabies untuk anjing dan ada yang untuk manusia. Untuk manusia itu lengkap di puskesmas. Siapa saja yang terinfeksi bisa minta disuntik segera,” sebut Melky.

Untuk daerah rabies seperti di Pulau Flores – Lembata ini perlu penanganan segera, bukan didiamkan beberapa hari lamanya.

“Jangan berpikir kalau ini anjing di dalam rumah atau milik sendiri lalu lepaskan saja begitu setelah kejadian. Itu tidak benar, segera ke puskesmas!” ungkap dia. *****

Tags: #anakntt#anjingrabies#Dinaspeternakanntt#Provinsintt#Rabies#Sikka#VaksinRabies
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

by Difan Fandi
18 Agustus 2025
0

Desa Natarmage - Pagi itu, saya berangkat dari Desa Pruda menuju Natarmage, Kecamatan Waiblama, untuk mengikuti perayaan HUT RI ke-80...

Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

by PriyaHusada
23 Mei 2025
0

Ketika video viral tentang wisatawan merasa dipalak di Ratenggaro bikin geger, NTT dihadapkan lagi pada pertanyaan lama: Apakah kita sudah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati