• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Selasa, Oktober 14, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Sorotan

Rendah Vaksinasi Rabies di Flores – Lembata, Satu Balita di Sikka Tewas

Tim Redaksi by Tim Redaksi
2 tahun ago
in Sorotan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Rendah Vaksinasi Rabies di Flores – Lembata, Satu Balita di Sikka Tewas
0
SHARES
48
VIEWS

Kupang – Seorang bocah berusia 4 tahun 11 bulan asal Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka tewas karena rabies.

Bayi di bawah lima tahun (balita) ini sebelumnya digigit seekor anjing pada 24 April 2023 hingga meninggal dunia pada 8 Mei 2023 pukul 13.50 WITA.

BacaJuga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

18 Agustus 2025
Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

23 Mei 2025

Otak dari anjing yang menggigitnya itu juga telah diperiksa oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Hasil tes menunjukkan hewan tersebut positif rabies.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT, Melky Angsar, menyinggung soal rendahnya vaksinasi saat dihubungi Senin 15 Mei 2023.

Baca juga Pulau Flores dan Lembata Belum Bebas Rabies Sejak 1997, Ini Penyebabnya

Cakupan vaksinasi rabies sebagai pencegahan memang rendah di wilayah Flores – Lembata karena ketersediaan vaksin yang sangat terbatas.

Kondisi ini membuat tingginya anjing yang tertular rabies di Kabupaten Sikka dan Pulau Flores umumnya maupun Lembata. Penularan rabies pun mungkin bakal terjadi lagi pada manusia lewat gigitan hingga meninggal dunia.

Vaksinasi anjing sebagai Hewan Penular Rabies (HPR) perlu masif dilakukan sebagai antisipasi penyebaran rabies. Cakupan vaksinasinya sendiri minimal 70 persen dari populasi anjing.

Baca juga : Australia Bantu NTT Alat Canggih Mampu Mendeteksi 82 Virus Pada Ternak

Para pemilik anjing perlu bertanggung jawab untuk memberikan vaksinasi pada anjing mereka untuk dapat mencapai cakupan vaksinasi anjing.

Apabila telah digigit atau luka dijilat oleh HPR maka perlu segera mencuci luka dengan sabun dan air mengalir. Setelahnya segera mendapatkan vaksinasi sesuai indikasi di puskesmas atau layanan kesehatan terdekat.

Melky yang pernah diwawancarai KatongNTT.com pada 24 Januari 2023 lalu menyebut Status Zona Karantina Rabies di Pulau Flores dan Lembata sejak 1997.

Baca juga : Napak Tilas Kematian Adelina Sau, Ini Harapan Sang Ibu

Untuk lepas dari status tersebut maka perlu dipenuhi beberapa syarat yaitu nol kasus rabies pada hewan dan manusia di Pulau Flores dan Lembata.

Sampel darah yang diambil pun harus negatif selama 2 tahun berturut-turut dan vaksinasi rabies perlu mencapai 70 persen dari populasi anjing yang mencapai 400 ribu ekor saat ini.

Harganya per dosis berkisar dari Rp 9 ribu hingga Rp 12 ribu per dosis. Namun pengadaannya belum menjadi prioritas dan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. *****

Tags: #anakntt#Anjing#anjingrabies#Dinaspeternakanntt#Rabies#Sikka
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

by Difan Fandi
18 Agustus 2025
0

Desa Natarmage - Pagi itu, saya berangkat dari Desa Pruda menuju Natarmage, Kecamatan Waiblama, untuk mengikuti perayaan HUT RI ke-80...

Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

by PriyaHusada
23 Mei 2025
0

Ketika video viral tentang wisatawan merasa dipalak di Ratenggaro bikin geger, NTT dihadapkan lagi pada pertanyaan lama: Apakah kita sudah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati