Kupang – Kelompok Wanita Tani (KWT) Ingat Aku di Kelurahan Naioni, Kota Kupang, mendapat pendampingan pengolahan pangan dari Program Studi Teknologi Pangan Politeknik Pertanian (Politani) Kupang.
Pendampingan ini diberikan sebagai penerapan iptek masyarakat (IPM) dalam rangka peningkatan mutu olahan pangan lokal.
Pangan yang diolah adalah komoditi yang banyak diproduksi di wilayah itu. Komoditi ini antara lain kelapa, jagung, singkong, ubi jalar dan pisang. Tujuannya agar pangan dapat bernilai ekonomis lebih dan bisa bertahan lama.
Baca juga : Laku Tobe, Tumpeng Singkong dari Timor
“Kita dampingi dan nanti bisa kita tingkatkan lagi kualitasnya. Mungkin ke depan bisa bermitra juga. Jadi produksinya dari masyarakat dan kita bantu pemasarannya,” ungkap Ludia Simuruk Gasong selaku dosen dan koordinator pendampingan ini.
Pada Jumat, 11 Agustus 2023, para dosen dan mahasiswa dari Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Program Studi Teknologi Pangan Politani Kupang, telah melatih langsung belasan wanita dari KWT Ingat Aku di Naioni ini.
Baca juga : Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin
Mereka mengolah kelapa menjadi virgin coconut oil (VCO). Produk pangan olahan lainnya yaitu tortilla dari olahan pisang, ubi, labu dan lainnya. Kemudian juga membuat produk marning jagung, keripik singkong hingga stik pisang.
Para anggota KWT Ingat Aku ini dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi untuk mengelola masing-masing jenis produk itu.
Anggota yang telah dilatih ini pun ditawarkan sebagai pemasok produk-produk itu setelah memiliki kualitas yang baik dan dapat terkontrol.
Baca juga : Ludi Gasong Sinergikan Riset dan Bisnis Jagung Bose Instan untuk Cegah Stunting di NTT
Produk-produk ini dapat dipasarkan ke masyarakat luas maupun dijual pada gerai yang ada di kampus Politani.
Pengolahan pangan ini, kata Ludia, tentunya menekankan juga soal sanitasi, faktor higienis hingga keamanan pangannya.
Survei untuk IPM ini sudah dilakukan sejak Mei dan akhirnya produk-produk olahan ini yang ditawarkan kepada KWT Ingat Aku.
Baca juga : Jatuh Bangun Yustin Sadji, Eks Pengungsi Timtim Merawat UMKM Mindari
Masyarakat sebelumnya juga mengeluhkan soal biaya operasional yang mahal saat membawa hasil panen mereka ke pasar, sedangkan harga jualnya tidak begitu baik.
Dengan pendampingan pengolahan pangan ini diharapkan dapat melahirkan wirausahawan baru yang memiliki usaha yang berizin resmi.
“Penerapan ilmunya benar-benar berbasis kebutuhan masyarakat. Nantinya pada September akan dilihat seperti apa kelebihan dan kekurangannya untuk kita kuatkan lagi,” tukasnya.
Baca juga : Novilia, Pelaku UMKM di Oebelo Tertatih Cari Pasar Camilannya
Jeri Tabe selaku Ketua RW 04 mendukung penuh kegiatan ini. Rumahnya menjadi tempat pelatihan pengolahan pangan hari itu.
Istrinya Marselina Amu yang adalah Ketua KWT Ingat Aku mengaku kegiatan ini akan menambah pendapatan ekonomi keluarga dari para anggota kelompok. ****