• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Jumat, Mei 23, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Perempuan dan Anak

Anak Autis, Air Mata dan Tuhan Tak Pernah Salah

Tim Redaksi by Tim Redaksi
1 tahun ago
in Perempuan dan Anak
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Anak Autis, Air Mata dan Tuhan Tak Pernah Salah
0
SHARES
329
VIEWS

Kupang – Senyum selalu muncul di antara pipi Jona yang gempal. Bocah itu sendirian di atas panggung tanpa gugup sedikit pun mendapati deru tepuk tangan banyak orang. Jona menyiapkan Tuhan Tak Pernah Salah, sebuah puisi yang akhirnya merubah perasaan semua orang di bawah mendung sore itu.

Tiga tenda abu-abu sudah ramai diisi keluarga murid-murid disabilitas Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Kupang. Akhir Oktober itu digelar pentas kreativitas bagi anak-anak istimewa yang bersekolah di sana. Tari-tarian, peragaan busana daerah, kemampuan berbahasa Inggris, berbagai ketrampilan murid-murid yang tunanetra hingga tunagrahita atau autis ada di satu panggung kecil itu.

BacaJuga

Satu adegan menyentuh hati terdalam dalam Film Marlina Si Pembunuh Empat Babak, ketika Marlina melaporkan dirinya telah membunuh pria yang telah memperkosanya dan aparat polisi tidak tergugah mendengar nya.

Tubuh yang Tidak Lagi Diam: Marlina dan Politik Kekerasan terhadap Perempuan

20 Mei 2025
Satu adegan menyentuh hati terdalam dalam Film Marlina Si Pembunuh Empat Babak, ketika Marlina melaporkan dirinya telah membunuh pria yang telah memperkosanya dan aparat polisi tidak tergugah mendengar nya.

Perlawanan Marlina dan Politik Kekerasan terhadap Perempuan NTT

13 Mei 2025

Baca juga : Deret Anak-anak Politisi Besar Rebutan Suara di NTT

Semulanya heboh dan penuh tawa kekaguman berangsur berubah kian lembutnya. Jona menukarnya dengan air mata ke dalam setiap pandangan yang melekat ke dirinya. Senyum anak SD Kelas 1 Autis itu masih saja cerah namun haru yang ditularkannya terlalu besar. Gurunya, para orangtua, tamu-tamu terhormat di baris kursi paling depan, mereka semua menangis.

Ia melafalkan puisi itu tanpa intonasi kaku atau mendayu-dayu. Jona mengalirkannya saja bagai bercerita tentangnya dan semua teman-teman yang lahir dalam dunia yang terbatas. Kadang dianggap tak berguna, kadang dianggap tak berdaya hingga memohon-mohon agar tak ada sesal dari wanita yang melahirkan mereka. Kehadirannya yang demikian kekurangan itu tanpa maksud membuat malu siapapun terutama sang ibu.

Aku tahu letih ragamu ibu

Aku pun tahu kesedihanmu

Gelisahmu dalam kebingungan

Saat kau tahu aku terlahir tak sempurna

Suara Jona kini kadang tenggelam mungkin menahan apa yang ia rasakan. Sesekali ia menggenggam kuat pengeras suara. Nafasnya terdengar mengisi jeda namun dengan tenangnya ia menguasai acara yang sudah berubah jadi isak itu.

Baca juga : Perlawanan Pekerja Migran NTT: Hargai Saya Sebagai Manusia, Bukan Binatang

Percayalah ibu, Tuhan tak pernah salah dalam mencipta

Hapuslah air matamu ibu

Yakinlah dirimu suatu saat nanti

Ibu merasa bangga

Pernah melahirkan aku.

Kemudian Jona turun dari panggung dan meninggalkan orang-orang yang telah ramai berderai air mata di antara asrinya halaman tengah sekolah. Tepuk tangan mereka tak begitu dipedulikannya lagi. Jona kembali ke dalam dunianya yang begitu luas dibanding dengan panggung kecil itu. Ia berlarian dengan anak-anak lainnya atau kadang ia sendirian menyusuri kelas ke kelas, mengamati berbagai hal dengan detailnya.

Nur Linda, gurunya Jona menjelaskan kemampuan anak-anak dengan autisme dalam mengelola informasi yang memang tak sama seperti kebanyakan anak lainnya. Kemampuan adaptasi terhadap lingkungan sosial dan aktivitas sehari-hari pun jauh berbeda dan unik.

Baca juga : Kronologi Rusuh di Kupang Hingga Kondusif Hari Ini

Namun begitu anak-anak ini sangat peka. Mereka mempunyai daya khusus dalam menyampaikan rasa sayang kepada orang lain. Anak-anak ini juga memiliki kecerdasan yang tak terduga apabila dididik dengan metode yang tepat.

Jona atau Jonathan Putra Limahelu. (Putra Bali Mula – KatongNTT)

Jona atau Jonathan Putra Limahelu salah satu anak autis yang unggul mengenali huruf. Ia sudah bisa membaca saat baru masuk sekolah kelas satu. Awalnya per suku kata hingga menjadi kalimat panjang.

Jona juga yang menjadi paling aktif mendukung teman-temannya di dalam kelas. Ada berbagai kisah bagaimana ia mengajari huruf kepada temannya.

“Awalnya tanda baca dia tidak kenali jadi titik koma itu dia libas. Jadi tiap hari itu saya kasih jeda panjang, ada yang saya kasih warna berbeda supaya kalau warnanya habis dia bisa diam dulu,” jelas Nur saat itu.

Baca juga : Kecap Tanpa Kedelai Warisan Mertua Jadi Icon NTT

Kemampuan mengingatnya juga bagus. Puisi Tuhan Tak Pernah Salah itu dikuasai Jona dalam waktu singkat hingga akhirnya tanpa menggunakan teks sama sekali. Sesuatu yang luar biasa di kelasnya.

“Saya lupa bawa kertas puisinya ke tempat latihannya di aula jadi niatnya mau kasih HP karena ada teksnya juga kan biar bisa dibaca tapi ternyata dia bisa, dia sudah hafal, ingatannya kuat juga,” cerita Nur yang kagum dengan muridnya yang berusia 7 tahun ini.

Ayah Jona (kiri) dan guru pembimbingnya (kanan) menceritakan kemampuan Jona. (Putra Bali Mula – KatongNTT)

Ayahnya, Elias Limahelu, juga terkagum-kagum dengan kemampuan anaknya. Ia melihat ada hal-hal besar yang bisa dilakukan anaknya ke depan.

Baca juga : NTT Jadi Provinsi Dengan Penindakan Korupsi Terbanyak Ketiga di Indonesia

“Pada waktu umur tiga tahun itu kita baru tahu dia bisa membaca saat kita karaoke. Terus saya ajak ke warung, kasih menu itu dia bisa baca dan sama sekali itu tidak diajar, otodidak dia kenal huruf dari teks-teks di situ,” ceritanya.

Pria asal Ambon ini merupakan pensiunan dari Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kupang. Istrinya sendiri berasal dari NTT dan juga pensiunan dari UNKRIS.

Baca juga : BP2MI Ingin Seluruh Instansi Pecat Pegawai ‘Berengsek’

Ia menyampaikan betapa terharunya ia dan istrinya bisa menyaksikan penampilan anak kedua mereka hari itu. Menurutnya Jona adalah karunia teristimewa di keluarga mereka.

“Ibunya sampai menangis, banyak yang menangis, karena waktu latihan itu tidak seperti begitu tapi begitu tampil jadinya lebih kena,” ungkap Elias dengan kagum.

SLB Negeri Pembina Kupang sendiri memiliki 119 siswa disabilitas dari tingkat SD sampai SMA dengan berbagai jenis keterbatasan. Ada 37 murid SMA, 35 murid SMP dan sisanya adalah murid SD sebanyak 47 orang.

“Berbeda dengan sekolah lain. Di sini kelas 1A itu tunanetra simbolnya. 1B itu tunarungu, 1C tunagrahita, 1D tunadaksa dan 1Q itu autis,” jelas Daniel Tafuli, seorang guru dan penanggung jawab pentas yang berlangsung 20 Oktober itu.

Menurutnya, saat anak-anak mengenal huruf M dan A saja merupakan hal yang luar biasa bagi mereka para guru. 2 huruf ini yang akan dirangkai anak-anak menjadi kata Mama.

Baca juga : Keuskupan Agung Jakarta Gelar Pelatihan Teknologi untuk Tunanetra

“Itu kalau di luar sana orang anggap biasa, tapi mereka tidak tahu, bagaimana perjuangan mereka sampai bisa tau huruf M dan A. Aduh, kalau kita omong soal itu, ya saya hanya bisa bilang itu sungguh luar biasa,” tukasnya.

Memang tantangan besar adalah saat mengajarkan materi kepada anak-anak tunagrahita karena memerlukan penyesuaian dengan daya tangkap mereka yang kurang atau di bawah level 70. ***

Tags: #Autis#BelajarMembacaOtodidak#JonaAnakAutisCerdas#SLBNegeriPembinaKupang
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Satu adegan menyentuh hati terdalam dalam Film Marlina Si Pembunuh Empat Babak, ketika Marlina melaporkan dirinya telah membunuh pria yang telah memperkosanya dan aparat polisi tidak tergugah mendengar nya.

Tubuh yang Tidak Lagi Diam: Marlina dan Politik Kekerasan terhadap Perempuan

by PriyaHusada
20 Mei 2025
0

Dalam sunyi sabana Sumba, seorang perempuan dipaksa bertindak. Tapi jauh dari layar, berapa banyak Marlina yang tetap bungkam dalam sistem...

Satu adegan menyentuh hati terdalam dalam Film Marlina Si Pembunuh Empat Babak, ketika Marlina melaporkan dirinya telah membunuh pria yang telah memperkosanya dan aparat polisi tidak tergugah mendengar nya.

Perlawanan Marlina dan Politik Kekerasan terhadap Perempuan NTT

by PriyaHusada
13 Mei 2025
0

Dalam sunyi sabana Sumba, seorang perempuan dipaksa bertindak. Tapi jauh dari layar, berapa banyak Marlina yang tetap bungkam dalam sistem...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati